Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Senin, 24 Oktober 2011

ADAPTOR

RANGKAIN ADAPTOR

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



LAYOUT ADAPTOR




Sabtu, 22 Oktober 2011

MIKROKONTROLER

halo teman teman.. ini adalah pelajaran smster 3 TEKNIK KOMPUTER
mudah-mudahan bermanfaat

                           





                                                   PERTEMUAN 1



                                PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER



    Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil
    pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan seperti :
    Elektronika dasar
    Rangkaian listrik
    Pendahuluan
    Rangkaian digital
    Mikroprosesor
     Dan bahasa rakitan sudah ada, maka akan sangat membantu dalam mempelajari mikrokontroler
     Belajar Mikrokontroler Yang Efektif
    Agar bisa menguasai mikrokontroler dalam waktu yang relatif
    singkat maka dengan mikrokontroler yang di pilih diperlukan :
1. Berlatih membat program
2. Membuat eksperimen
    Untuk mencapai hasil yang maksimal maka di butuhkanperangkat pengembang atau development tools

    Perangkat pengembang mikrokontroler sbb:
  *  Compiler (Penterjemah):
    Berupa perangkat lunak karena mikrokontroler beroperasi dengan bahasa mesin, sedangkan
    manusia terbiasa memakai bahasa yang lebih tinggi seerti C, Basic dll.p
    Atau manusia biasa sulit memahami bahasa mesin, maka dengan bantuan Compiler (Penterjemah) bahasa
    pemograman diterjemahkan menjadi bahasa mesin.
   * Simulator:
      Berupa perangkat lunak yang mensimulasikan kerja dari mikrokontroler
    Dengan batuan simulator seorang programer dapat melihat hasil program yang di buat sebelum di tulis ke
     dalam IC mikrokontroler.
    * Emulator:
      Berupa perangkat keras dan perangkat lunak
    Suatu alat yang di hubungkan dengan PC.
    Program yang sudah selesai di buat di tulis (Download) ke emulator kemudian emulator akan bekerja         sendiri walaupun koneksi dilepas dari PC.
   Jika terjadi kesalahan atau program yang di buat belum sesuai dengan keinginan maka setelah program    diperbaiki dapat di tulis (Download) ulang ke emulator
     catatan:
     Emulator sering di sebut dengan target.
     Emulator:
    Berupa perangkat keras dan perangkat lunak
    Suatu alat yang di hubungkan dengan PC.
   Program yang sudah selesai di buat di tulis (Download)
     ke emulator kemudian emulator akan bekerja sendiri walaupun koneksi dilepas dari PC.
Jika terjadi kesalahan atau program yang di buat belum sesuai dengan keinginan maka setelah program diperbaiki dapat di tulis (Download) ulang ke emulator
      catatan:
    Emulator sering di sebut dengan target.
     CPU
•     CPU singkatan dari Central Prosesing Unit
          CPU ialah bagian yang paling penting dari suatu
      Mikrokontroler berfungsi untuk melakukan pemrosesan data.
    Fungsi Block mikrokontroler
     Memory 89C51
   MemoryMikrokontroler 89C51 dapat di akses dengan alamat 8 Bit .Pada Mikrokontroler
   Program kontrol disimpan di dalam ROM
   Konfigurasi Pin Mikrokontroler 89C51 Walaupun IC dikemas dalam bentuk
    yang berbeda, tetapi fungsi kaki IC mempunyai persamaan.
    Konfigurasi Pin mikrokontroler 89C51 merupakan penjelasan fungsi masing-masing pin/kaki dari IC
     mikrokontroler
     Port0
   Terdapat pada kaki 32 s/d 39 terdiri atas 8 bit mempunyai dua fungsi selain I/O juga berfungsi
   sebagai bus data atau bus alamat jika mikrokontroler menggunakan memori luar atau
   memori data external.
   Adapun fungsi Pin pada mikrokontroler 8951:
     Port 2
   Terdapat pada kaki 21 s/d 28 berfungsi sebagai Port
   I/O
   Port 1
   Terdapat pada kaki 1 s/d 8 berfungsi sebagai Port I/O
Port 3
Terdapat pada kaki 10 s/d 17 selain berfungsi sebagai I/O juga mempunyai fungsi khusus   seperti pada tabel dibawah ini.
   Portr Pin Fungsi
   Tabel Fungsi Khusus Port 3
    P3.0
  P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7
RDX ( serial input port )
TDX (serial output port )
_INT0 ( external interupt 0)
_INT1 ( external interupt 1)
TO ( timer 0 external input )
T1 ( timer 1 external input )
_WR ( external data memory write stobe )
_RD ( external data memory read stobe )

PSEN (Program Store Enable)
PSEN terdapat pada kaki 29 IC merupakan sinyal
kontrol yang berfungsi untuk mengakses
program memory external, dengan cara
menghubungkan kaki IC MCS 89C51 ke kaki Output
Enable dari EPROM. PSEN akan benilai “0” pada
tahap mengambil instruksi.
ALE (Address Latch Enable)
ALE terdapat pada kaki 30 IC berfungsi sebagai
sinyal yang akan menggaktifkan gerbang
Demultiplexer untuk menggaktifkan address dan data
Bus.

EA ( External Access )
Terdapat pada kaki 31, Jika EA dihubungkan kelogic
rendah maka 89C51 menjalankan program
memory external, tetapi jika EA dihubungkan ke logic
tinggi 89C51 menjalankan program dari memori
internal.
RST ( Reset )
Terdapat pada kaki 9, dengan cara memberikan logic
tinggi selama ± 2 siklus maka system dan memory
internal akan direset
Gambar rangkaian Reset

                                         PERTEMUAN 3

                      MEMORY DAN REGISTER  MIKROKONTROLER


Dengan kombinasi sinyal kendali dan tegangan yang lebih dari
5 Volt maka proses pengisian dan penghapusan data tidak di
lakukan pe-alamat memory tetapi dapat di lakukan secara
menyeluruh (data di semua alamat), proses penghapusan lebih
cepat di banding EPROM dengan sinar UV.
Karena kecepatan ini maka memory ini disebut Flash
Seperti pada memory program, data memory juga
berada di dalam Chip Mikrokontroler 89C51 (internal
memory data).
Jika kapasitas memori data tidak memadai dapat
ditambahkan memori data di luar IC mikrokontroler
data (exsternal memory data ) berupa RAM.
RAM
• RAM adalah memori yang digunakan untuk
menyimpan data sementara (data akan hilang jika
catu daya padam).
Pemakaian memori diluar IC mikrokontroler (bisa
memori program, memori data atau gabungan memori
program dan data) dikenal dengan perluasan
memori/ekspansi memori.
I/O (input/output) pada Chip Atau IC mikrokontroler
bisa berupa serial and parallel unit ini berfungsi agar
dapat berkomunikasi dalam format serial atau paralel,
sehingga dapat berkomunikasi dengan mudah dengan
PC dan devais standar digital lainnya.
I/O (input/output)
INTERUPT CONTROL
• Interupt Control bagian dari mikrokontroler yang
berfungsi mengatur prioritas dari luar atau dari
dalam mikrokontroler.
TIMER 1 & TIMER 2
• Adalah bagian dari mikrokontroler yang berfungsi
pencacah pulsa masuk atau menentukan waktu
(Counter atau Timer).
Register Dalam mikrokontroler
Sama seperti mikroprosesor di dalam sebuah mikrokontroler
terdapat register-rgister dengan fungsi :
General Purpose RAM:
Berfungsi sebagai penyimpan data yang akan di
proses dan data hasil proses dengan cara dirrect
access atau indirect access. Access data
dilakukan secara byte per byte.
Bit Addressable Location
Bit addessable RAM ini fungsinya sama dengan
General Purpose RAM, tetapi dapat di access
per bit.
Register Banks
Pada MCS-51 terdiri atas 4 bank dan masing masing
bank tersiri atas 2 register.
SPR ( Special Function Register )
Di dalam SPR terdapat Accumulator dan B
register
SP (Stack Pointer )
Merupakan register 8 bit yangberfungsi untuk menunjukan alamat memori internal.
Data Pointer
Berfungsi untuk mengaccess progran dan data yang tersimpan di memori external.
Port Register
Terdiri atas 4 port yang berfungsi sebagai I/O, tetapi jika mikrokontroler memakai memori
internal atau memanfaatkan special feature lainnya maka port0, port1 dan port3 menjadi bit
addressable.
Timer Port Register
Terdiri atas 2 buah register yang berfungsi sebagai
pewaktu atau pencacah.
Serial Port Register
Berfungsi untuk menghubungkan dengan
peralatan lain seperti : Modem atau interface
dengan IC lainya
Interrupt Register
Jika pada mikrolkontroler perintah interupt diaktifkan
maka sitem akan dienable, tetapi jika diberikan
sinyal reset maka interupt akan di disable.


                                                    PERTEMUAN4

                BAHASA PEMOGRAMAN DAN FORMAT BILANGAN MIKROKONTROLER


Bahasa merupakan media komunikasi.
Manusia dapat berintegrasi dengan baik jika jika memahami
apa yang diinginkan oleh orang lain.
Pada dasarnya bahasa yang di gunakan dapat di
kelompokan berdasarkan tahapan atau tingkat
1. Tingkat rendah yang digukan anak-anak
2. Tingkat menengah berupa bahasa kebanyakan
atau pergaulan
3. Bahasa tingkat tinggi seperti pada buku-buku
ilmiah
Format bahasa pemograman:
Sama seperti mikroprosesor agar CPU didalam
mikrokontroler dapat mengerjakan suatu pekerjaan maka
Demikian juga pada peralatan yang berbasiskan
mikroprosesor atau mikrokontroler akan dapat
menjalankan suatu pekerjaan jika ada perintah
(instruksi) yang sesuai.
diperlukan program dalam bentuk perintah-perintah
(instruksi)
Perintah-perintah tersebut di tulis dalam bentuk:
1. Bahasa mesin (bahasa tingkat rendah)
2. Bahasa Asemler/Asembly (bahasa tingkat menengah)
3. Basic, pascal dsb (bahasa tingkat tinggi)
Jenis bahasa yang di gunakan pada
Mikrokontroler
1. Bahasa mesin
Bahasa dalam bentuk biner yang disandikan menjadi
code yang dikenal dengan code mesin biasanya dalam
bentuk heksadesimal Hexa.
Semua perintah di masukan dalam bentuk kode mesin
atau Operational Code (Op-Code) kode diterjemahkan
mikrokontroler menjadi bentuk biner kemudian baru
diproses.
Program pada CPU mikrokontroler yang disimpan
didalam ROM merupakan bahasa mesin.
Umumnya perintah-perintah tersebut di tulis dalam
bentuk bilangan hexa tetapi disimpan di dalam memory
(ROM) dalam format bilangan biner contoh :
001110100b (74h)
11110000(F0h)
2. Bahasa Assembly (Assembler)
Bahasa mesin adalah bahasa tinggkat rendah.
Bahasa yang di gunakan oleh programer untuk membuat
program sehingga dapat diproses oleh mikrokontroler.
Bahasa asemmbler merupakan sandi yang merupakan
singkatan kata dari kata-kata dalam bahasa inggris,
contoh:
Mov dari Move
INC dari Increment
SJMP dari Short Jump, dll
Singkatan-singkatan tersebut di kenal dengan mnemonic .
Agar program yang di buat oleh seorang programer dengan
bahasa assembler dapat dijalankan oleh mikrokontroler.
Maka didalam mikrokontroler sandi tersebut ditermahakan
menjadi kode mesin kemudian baru dapat diproses.
Bahasa mesin yang digunakan oleh mikroprosesor
atau mikrokontroler berbeda-beda tergantung dari
alamat register tujuan
Tabel contoh bahasa mesin dan bahasa assemler
contoh bahasa mesin dan
bahasa assemler
mikroprosesor Zilog-80 (Z- )
Bahasa Assembly adalah bahasa pemrograman tingkat
Menengah.
Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi
kepada manusia yaitu bagaimana agar pernyataanpernyataan
yang ada dalam program mudah ditulis dan
dimengerti oleh manusia.
Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih berorientasi
ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat
langsung mengintepretasikan pernyataanpernyataan
program.
1. Ketika di-compile lebih kecil ukuran
2. Lebih efisien/hemat memori
3. Lebih cepat dieksekusi
Kelebihan Bahasa Assembly
Kesulitan Bahasa Assembly:
1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris
program relatif lebih panjang dibanding bahasa
tingkat tinggi
2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika
jumlah baris sudah terlalu banyak
3. Lebih sulit dalam melakukan pekerjaan rumit,
misalnya operasi matematis
Dalam program bahasa assembly terdapat 2 jenis yang
kita tulis dalam program yaitu:
1. Assembly Directive (yaitu merupakan kode yang
menjadi arahan bagi assembler/compiler untuk
BAHASA ASSEMBLY 89C51
menata program)
2. Instruksi (yaitu kode yang harus dieksekusi oleh CPU
mikrokontroler)
Bahasa C paling banyak dikembangkan diantaranya:
3. Bahasa Level Tinggi
Bahasa pemograman tingkat tinggi yang di gunakan oeh
miktrokontroler 8951 antara lain:
Basic
Bascal
Bahasa C
Keil Compiler oleh Keil Corp
Small Device C Compiler oleh Sundeep Duta
Jika dalam penulisan program menggunkan bahasa
assemler atau bahasa tingkat tinggi maka di butuhkan
software yang dikenal dengan Compiler untuk
mentermahkan bahasa yang di mengerti manusia
menjadi bahasa mesin
Jika dalam penulisan program menggunkan bahasa
assemler atau bahasa tingkat tinggi maka di butuhkan
software yang dikenal dengan Compiler untuk
mentermahkan bahasa yang di mengerti manusia
menjadi bahasa mesin



                                              PERTEMUAN 5

                         SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51


Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk
menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C51
membutuhkan sebuah program yang terdiri dari susunan
perintah-perintah atau instruksi-instruksi.
Mikrokontroler 89C51 menggunkan instruksi operasi 8 bit.
Instruksi 8 bit memberikan 256 kemungkinan instruksi
Pendahuluan
Di bawah contoh instruksi:
CPL a
MOV a, 40h
MOV 41, #30h
CPL a ; komplementkan isi reg A, kodenya F4h
MOV a, 40h ; isi reg A dgn isi memori lokasi 40h, kodenya E5h 40h
MOV 41, #30h ; isi memori lokasi 41h dgn konstanta 30h kodenya 75h
41h 30h
Program Status Word
Program Status Wors atau PSW menerangan kondisi CPU
dari mikrokontroler. Program satus word terdapat di dalam
Special Function Register atau SFR di lokasi D0h.
PSW berisikan bit-bit satus CPU dari mikrokontroler.
Isi satus dalam psw adalah:
Carry bit
The Auxiliary Carry (Dalam operasi BCD)
Dua bit pemilih bank register
Overflow Flog
satu bit paritas
Dan dua bit status
Carry bit mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Carry (status bit sisa) pada operasi aritmatika
2. Sebagai Accumulator dalam beberapa operasi
boolean
Bit RS0 dan RS1 berfungsi untuk memilih salah satu dari
empat bank register.
RS0 dan RS1 menentukan bank register mana yang
digunakan selama eksekusi program berjalan.
Mnemonic & Opcode
Mnemonic adalah simbol-simbol instruksi/perintah seperti:
Mov, CPL, RR, SJMP dan lain-lain.
CPL A ; komplementkan isi reg A, kodenya F4h
MOV A, 40h ; isi reg A dgn isi memori lokasi 40h, kodenya E5h 40h
MOV 41, #30h ; isi memori lokasi 41h dgn konstanta 30h kodenya 75h
41h 30h
Opcode (operation code) merupakan kode dari simbol
instruksi, contoh:
Dari contoh instruksi diatas F4h adalah opcode
dari register A .
Opcode bisa diikuti atau tidak oleh satu atau dua
operand.Opcode menentukan operasi yang akan
dilakukan sedangkan operand menentukan jenis data
,variable atau instruksi berikutnya dalam sebuah program.

Bahasa assembly atau assembler pada dasarnya adalah
susunan mnemonic yang dapat menjalankan suatu fungsi.
Seperti sudah di bahas dalam pertemuan
sebelumnya bahasa assembler memudahkan
penulisan program .
Didalam Mikrokontroler setiap mnemonic diterjemahkan dulu
kedalam bahasa mesin sebelum di eksekusi.
Op-Code Mnemonic Keterangan
F4 CPL A F4h merupakan Opcode operasi komplement a
tanpa operand
E540 MOV A, 40h E5h operasi untuk register A dengan memory
internal dengan alamat tertera dalam operand (40h)
753130 MOV 41, #30h 75h merupakan opcode dengan operand 41h dan
30h.
Mode Penggalamatan
Dari tabel diatas perintah MOV di ikuti oleh opcode yang
berbeda, karena jenis penggalamatannya berbeda.
Perbedaan ini di kenal sebagai ragam penggalamatan atau
mode pengalamatan.
Mode penggalamatan berdasarkan orientasi alokasi
memory
Register Addressing
Menggunakan register R0 s/d R7 yang diseleksi oleh
register Program Staus Word (PSW).
Mnemonic Keterangan
ADD A,R7 Register a diisi dgn isi a awal ditambah isi register R7. atau ditulis
A = A+ R7 kode mesinnya adalah 2Fh = 00101111b
Direct Addressing atau penggalamatan langsung hanya
dapat dilakukan di internal memory mikrokontroler (tidak
dapat mengakses memory luar).
Penggalamatan langsung menggunakan:
Accumulator
Register
Direct Addressing
dan Port
Contoh Penggalamatan langsung:
Mov P2, A Isi Port P2 dengan data dari register A
ADD A, 50h Tambahkan isi accumulator dengan data yang ada dilokasi
memory 50 h (A = A + isi data di lokasi memory 50h)
Immediate Addressing atau penggalamatan segera
Penggalamatan pada operasi-operasi dengan konstanta
ysng sudsh menyatu dengan op-code program.
penggalamatan segera ditandai dengan simbol #
Immediate Addressing
Contoh Penggalamatan segera:
Mov A, # 200 Isi A dengan 200d.
Relative Addressing
Relative Addressing atau penggalamatanberlaku pada
operasi lompat dengan jarak 8 bit (256 langkah), operasi
ini lompat sejauh + 127 langkah atau mundur – 128
langkah. Operasi ini menggunakan perintah SJMP.

MIKROKONTROLER

PERTEMUAN 1

PERANGKAT KERAS
MIKROKONTROLER

Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu
pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil
pengembang dalam teknologi elektronika.
Jika dasar pengetahuan seperti :
Elektronika dasar
Rangkaian listrik
Pendahuluan
Rangkaian digital
Mikroprosesor
Dan bahasa rakitan
sudah ada, maka akan sangat membantu dalam
mempelajari mikrokontroler
Belajar Mikrokontroler Yang Efektif
Agar bisa menguasai mikrokontroler dalam waktu yang relatif
singkat maka dengan mikrokontroler yang di pilih diperlukan :
1. Berlatih membat program
2. Membuat eksperimen
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka di butuhkan
perangkat pengembang atau development tools
Perangkat pengembang mikrokontroler sbb:
Compiler (Penterjemah):
Berupa perangkat lunak karena mikrokontroler
beroperasi dengan bahasa mesin, sedangkan
manusia terbiasa memakai bahasa yang lebih tinggi
seperti C, Basic dll.
Atau manusia biasa sulit memahami bahasa mesin, maka
dengan bantuan Compiler (Penterjemah) bahasa
pemograman diterjemahkan menjadi bahasa mesin.
Simulator:
Berupa perangkat lunak yang mensimulasikan
kerja dari mikrokontroler
Dengan batuan simulator seorang programer dapat
melihat hasil program yang di buat sebelum di tulis ke
dalam IC mikrokontroler.
Emulator:
Berupa perangkat keras dan perangkat lunak
Suatu alat yang di hubungkan dengan PC.
Program yang sudah selesai di buat di tulis (Download)
ke emulator kemudian emulator akan bekerja sendiri
walaupun koneksi dilepas dari PC.
Jika terjadi kesalahan atau program yang di buat belum
sesuai dengan keinginan maka setelah program diperbaiki
dapat di tulis (Download) ulang ke emulator
catatan:
Emulator sering di sebut dengan target.
Emulator:
Berupa perangkat keras dan perangkat lunak
Suatu alat yang di hubungkan dengan PC.
Program yang sudah selesai di buat di tulis (Download)
ke emulator kemudian emulator akan bekerja sendiri
walaupun koneksi dilepas dari PC.
Jika terjadi kesalahan atau program yang di buat belum
sesuai dengan keinginan maka setelah program diperbaiki
dapat di tulis (Download) ulang ke emulator
catatan:
Emulator sering di sebut dengan target.


Kamis, 20 Oktober 2011

Belajar Teknik Komputer

PERTEMUAN 2 (SATISKA)
BAB II
DASAR-DASAR STATISTIKA
DESKRIPTIF
2.1 Pengertian Distribusi Frekuensi.
Distribusi frekuensi adalah yang merupakan penyusunan data ke dalam
kelas-kelas tertentu dimana setiap individu/item hanya termasuk
kedalam salah satu kelas tertentu saja. (Pengelompokkan data
berdasarkan kemiripan ciri).
Tujuannya : untuk mengatur data mentah (belum dikelompokkan) ke
dalam bentuk yang rapi tanpa mengurangi inti informasi yang ada.
Distribusi Frekuensi Numerikal adalah Pengelompokkan data
berdasarkan angka-angka tertentu, biasanya disajikan dengan grafik
histogram.
Distribusi Frekuensi Katagorikal adalah Pengelompokkan data
berdasarkan kategori-kategori tertentu, biasanya disajikan dengan grafik
batang, lingkaran dan gambar.
2.2 Istilah-istilah Dalam Distribusi Frekuensi.
1. Class (Kelas) adalah penggolongan data yang dibatasi
dengan nilai terendah dan nilai tertinggi yang masingmasing
dinamakan batas kelas.
Batas Kelas (Class Limit) adalah nilai batas dari pada
tiap kelas dalam sebuah distribusi, terbagi menjadi
States class limit dan Class Bounderies (Tepi kelas).
a. Stated Class Limit adalah batas-batas kelas yang
tertulis dalam distribusi frekuensi, terdiri dari Lower
Class Limit (Batas bawah kelas) dan Upper Class
Limit (Batas atas kelas.
b. Class Bounderies (Tepi kelas) adalah batas kelas yang
sebenarnya, terdiri dari Lower class boundary (batas
bawah kelas yang sebenarnya) dan upper class
boundary (batas atas kelas yang sebenarnya).
2. Class Interval/Panjang Kelas/Lebar kelas
merupakan lebar dari sebuah kelas dan
dihitung dari perbedaan antara kedua tepi
kelasnya.
3. Mid point / Class Mark / Titik tengah
merupakan rata-rata hitung dari kedua
batas kelasnya atau tepi kelasnya.
2.3 Tahap-tahap penyusunan distribusi frekuensi :
1. Mamba array data atau data terurut (bila diperlukan)
2. Menentukan range (jangkauan) : selisih antara nilai
yang terbesar dengan nilai yang terkecil.
R = Xmax – Xmin.
3. Menentukan banyaknya kelas dengan
mempergunakan rumus Sturges. K = 1 + 3,3 log N
dimana K = banyaknya kelas dan N = jumlah data
yang diobservasi.
4. Menentukan interval kelas : I = R/K
5. Menentukan batas-batas kelas:
Tbk = bbk – 0,5(skala terkecil)
Tak = bak + 0,5(skala terkecil)
Panjang interval kelas = Tak – tbk
Keterangan:
Tbk = tepi bawah kelas
bbk = batas bawah kelas
Tak = tepi atas kelas
bak = batas atas kelas
6. Menentukan titik tengahnya =
½ ( Batas atas kelas + batas bawah kelas)
7. Memasukkan data ke dalam kelas-kelas
yang sesuai dengan memakai sistem Tally
atau Turus.
8. Menyajikan distribusi frekuensi : isi kolom
frekuensi sesuai dengan kolom Tally / Turus.
Contoh :
Diketahui data mentah (belum dikelompokkan) nilai ujian statistik
50 mahasiswa sebagai berikut :
Ditanyakan : Buatlah distribusi frekuensi untuk data di atas !
55 48 22 49 78 59 27 41 68 54
34 80 68 42 73 51 76 45 32 53
66 32 64 47 76 58 75 60 35 57
73 38 30 44 54 57 72 67 51 86
25 37 69 71 52 25 47 63 59 64
2.4 Jenis Distribusi Frekuensi :
1. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Adalah suatu daftar yang memuat frekuensifrekuensi
kumulatif, jika ingin mengetahui
banyaknya observasi yang ada di atas atau di
bawah suatu nilai tertentu.
2. Distribusi Frekuensi Relatif
Adalah perbandingan daripada frekuensi masingmasing
kelas dan jumlah frekuensi seluruhnya dan
dinyatakan dalam persen.
Distribusi Frekuensi kumulatif kurang dari (dari atas)
Adalah suatu total frekuensi dari semua nilai-nilai yang
lebih kecil dari tepi bawah kelas pada masing-masing
interval kelasnya.
Distribusi Frekuensi kumulatif lebih dari (dari bawah) :
Adalah suatu total frekuensi dari semua nilai-nilai yang
lebih besar dari tepi bawah kelas pada masing-masing
interval kelasnya.
Distribusi Frekuensi kumulatif relatif
Adalah suatu total frekuensi dengan menggunakan
persentasi.
Pembuatan Distribusi Frekuensi dan Histogram dengan Excel
Misalkan terhadap 20 observasi pada kolom A( baris 1 sampai
20), ingin dibuat distribusi frekuensi dengan kelas yang terdiri
dari 5 kelas: 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, dan 30-34
Langkah-langkahnya sbb:
1.Masukkan data misalnya pada sel A1 sampaiA20.
2.Masukkan bin (batas atas) pada sel D4 sampai D9.
3.Pilih menu Tools pada menu utama
pilih add-ins kemudian ceklis analys toolpak klik ok sampai
muncul data analysis pada menu tools.
4.Pilih Data Analysis
5.Pilih Histogram pada Analysis Tools
6.Ketika kotak dialog muncul,
sorotA1 sampaiA20 dalam kotak Input Range,
sorot D4 sampai D9 dalam kotak Bin Range ,
ketik D12 dalam kotak output range,
pilih Chart Output dan Cumulative dan klik OK


Membuat Tabel distribusi frekuensi
menggunakan SPSS
Terbagi menjadi dua tahap
1. Transformasi data ( recode )
2. Statistik Deskripsi
Recode (tranformasi data)
1. Definisikan variabel data misal x
2. Ketik datanya
3. Klik menu Transform, pilih Recode,pilih into diff. variable
4. Masukkan variabel data pada Input Variabel
5. Ketik nama variabel baru (misal x1) dan klik Change
6. Klik old & new values
7. Isikan kelas-kelas sesuai yang diinginkan pada kotak Range
8. Masukkan ke kotak old new
9. Ketik nilai baru misal kelas 1 untuk 0 sampai 14 ,dst.
10. Klik Continue
Distribusi Frekuensi
1. Klik menu Analyze
2. Pilih Descriptive Statistics dan pilih Frequencies
3. Masukkan varibel baru (x1) kedalam kotak
Variable(s)
4. Klik Statistics dan klik ukuran statistics yang
diinginkan dan klik Continue
5. Klik Chart, pilih Histogram dan klik Continue
6. Klik OK
Hasilnya bisa dilihat pada output viewer
Data view
Recode dialog
Frequencies
dialog
berat
berat
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
Frequency
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 1.10
Mean = 2.4
N = 20.00
2.5 Data belum dikelompokkan.
1. Rata-rata hitung adalah nilai yang mewakili sekelompok
data.
x = m = 1/N S xi = 1/N { x1 + x2 + … + xn }
2. Rata-rata Ukur/Geometri dari sejumlah N nilai data adalah
akar pangkat N dari hasil kali masing-masing nilai dari
21
kelompok tersebut.
G = NÖ X1. X2 . … XN atau
log G = (Σ log Xi) / N
3. Rata-rata Harmonis dari seperangkat data X1, X2, …, XN adalah
kebalikan rata-rata hitung dari kebalikan nilai-nilai data.
RH = N
Σ (1 / Xi )
4. Rata-rata tertimbang, jika nilai data Xi mempunyai timbangan W,
22
Wi,
adalah
x = Σ Xi . Wi
Σ Wi
5. Median adalah suatu ukuran pemusatan yang
menempati posisi tengah jika data diurutkan
menurut besarnya.
Posisi tengah dari seperangkat data sebanyak N
yang telah terurut terletak pada posisi yang
ke (N + 1)/2.
Jika N ganjil : N = 2k + 1 maka Med = X k+1
23
Jika N genap : N = 2k maka
Med = ½ (X k + X k+1 )
6. Modus adalah nilai yang paling sering muncul dari
serangkaian data atau yang mempunyai frekuensi
paling tinggi.
7. Kuartil adalah Fraktil yang membagi seperangkat data menjadi
empat bagian yang sama.
Kuartil : Qi = nilai yang ke i(n+1) / 4 , i = 1, 2, 3
8. Desil adalah Fraktil yang membagi seperangkat data menjadi
sepuluh bagian yang sama.
Desil : Di = nilai yang ke i(n+1) / 10 , i = 1, 2, …, 9
9. Persentil adalah Fraktil yang membagi seperangkat data menjadi
24
seratus bagian yang sama.
Persentil : Pi = nilai yang ke i(n+1) / 100 , i = 1, 2, …, 99
Menentukan Ukuran Statistik Deskriptif
Menggunakan Excel
Langkah-langkahnya:
1. Ketik data pada kolom A seperti contoh di atas
2. Pilih menu Tools pada menu utama
3. Pilih Data Analysis
25
4. Pilih Deskriptive Statistics pada daftar Analysis
Tools lalu klik OK
Ketika Box Dialog muncul:
Ketik A1…A12 pada kotak Input Range
Ketik C1 pada kotak Output Range dan pilih
Summary Statistics dan klik OK
Aplikasi dengan Excel
26
27
Dengan SPSS
Definisikan variabel nilai pada variable view
Ketik data pada data view
Klik menu analyze,pilih descriptive
statistics, pilih descriptive
28
Masukkan variabel nilai pada kotak variabel
Klik option dan aktifkan ukuran statistik
yang diperlukan dan klik Continue dan OK.
29
30
2. Median :
Med » Lm + (N/2 - Sf) . c
fm
Keterangan :
Med = Median data kelompok.
Lm = Tepi bawah kelas median.
N = Jumlah frekuensi.
Sf = Frekuensi kumulatif di atas kelas
median.
fm = Frekuensi kelas median.
c = Interval kelas median.
3. Modus :
Mod = Lmo + d1 . c
d1 + d2
Keterangan :
Mod = Modus data kelompok.
L mo = Tepi bawah kelas modus.
d1 = Selisih antara frekuensi kelas modus
dengan frekuensi kelas sebelum modus.
d2 = Selisih antara frekuensi kelas modus
dengan frekuensi kelas sesudah modus.
c = Interval kelas modus.
4.Fraktil adalah nilai-nilai data yang membagi
seperangkat data yang telah terurut menjadi
beberapa bagian yang sama.
4. Kuartil : Qi » LQ + ( iN/4 - Sf ) . c
fq
5. Desil : Di » LD + ( iN/10 - Sf ) . c
fD
6. Persentil : Pi » LP + ( iN/100 - Sf) . c
fP
Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i.
Di = Desil ke-i.
Pi = Persentil ke-i.
L = Tepi bawah kelas kuartil, desil, persentil
N = Jumlah frekuensi.
Sf = Frekuensi kumulatif “dari atas” pada kelas
sebelum kelas Qi/ Di / Pi
f = Frekuensi kelas kuartil, desil, persentil
c = Interval kelas kuartil, desil, persentil
Batas Kelas Modal
(Jutaan Rp)
Frekuensi
(f)
30 – 39 2
40 – 49 3
50 – 59 11
Contoh : Diketahui Tabel Frekuensi Modal Perusahaan.
60 – 69 20
70 – 79 32
80 – 89 25
90 – 99 7
Jumlah 100
2.7 Ukuran Variasi (Dispersi)
Merupakan ukuran penyebaran suatu
keompok data terhadap pusat data
2.8 Penyimpangan
a. Jangkauan (Range)
8
Range = Nilai maksimal – Nilai minimal
b. Simpangan Rata-rata (Mean Deviation)
Merupakan jumlah nilai mutlak dari selisih
semua nilai dengan nilai rata-rata dibagi
banyaknya data
- Data tidak berkelompok
X X
n
1
SR = S -
- Data dikelompokkan
Keterangan :
SR = Simpangan Rata-rata
Σf X X
n
1
SR = -
9
X = Nilai data
= Nilai rata–rata hitung
f = Frekuensi kelas (data berkelompok)
n = Banyaknya data
X
c. Variansi (Variance)
Merupakan rata-rata kuadrat selisih atau kuadrat
simpangan dari semua nilai data terhadap ratarata
hitung.
10
Variansi untuk sampel dilambangkan dengan S2
Variansi untuk populasi dilambangkan dengan s2
- Data tidak berkelompok
2 Σ (X X )2
n - 1
1
S = -
- Data berkelompok
Keterangan :
S2 = Variansi
2 Σf (X X )2
n -1
1
S = -
11
X = Nilai data
= Nilai rata–rata hitung
f = Frekuensi kelas (data berkelompok)
n = Banyaknya data
X
d. Simpangan Baku (Standard Deviation)
Merupakan akar pangkat dua dari variasi
Simpangan baku (S) = Ö S2
e. Jangkauan kuartil
Disebut juga simpangan kuartil atau rentang
12
semi antar kuartil atau deviasi kuartil
Persamaannya :
Dengan
Q1 = kuartil pertama
Q3 = kuartil ketiga
(Q Q )
2
1
JK 3 1 = -
f. Jangkauan Persentil
Dengan
10-90 90 10 JP = P - P
13
P10 = persentil kesepuluh
P90 = persentil kesembilanpuluh
Menentukan Ukuran Statistik Deskriptif
Menggunakan Excel
Langkah-langkahnya:
1. Ketik data pada kolom A seperti contoh di
atas
14
2. Pilih menu Tools pada menu utama
3. Pilih Data Analysis
4. Pilih Deskriptive Statistics pada daftar
Analysis Tools lalu klik OK
Ketika Box Dialog muncul:
Ketik A2…A21 pada kotak Input Range
Ketik C1 pada kotak Output Range dan
pilih Summary Statistics dan klik OK
Hasil perhitungan
15
PERTEMUAN 4
 􀀕􀀑􀀜 􀀮􀁈􀁐􀁌􀁕􀁌􀁑􀁊􀁄􀁑 􀀧􀁌􀁖􀁗􀁕􀁌􀁅􀁘􀁖􀁌 􀀧􀁄􀁗􀁄
Merupakan derajat atau ukuran dari ketidaksimetrisan
(Asimetri) suatu distribusi data.
Kemiringan distribusi data terdapat 3 jenis, yaitu :
o Simetris : menunjukkan letak nilai rata-rata hitung,
median, dan modus berhimpit (berkisar disatu
titik)
o Miring ke kanan : mempunyai nilai modus paling
kecil dan rata-rata hitung
paling besar
o Miring ke kiri : mempunyai nilai modus paling
besar dan rata-rata hitung paling
kecil
X X X
Grafik Distribusi kemiringan
f Simetri f Miring ke kanan f Miring ke kiri
Mod = Med Mod Med Med ModX
Rumus untuk menghitung derajat kemiringan
distribusi data ( a3 )
a. Rumus Pearson
(X mod) atau
S
1
α = - (X med)
S
3
α = -
b. Rumus Momen
- Data tidak berkelompok
3
3 3 i Σ (X X )
nS
1
α = -
- Data berkelompok
Keterangan :
a3 = Derajat kemiringan
Xi = Nilai data ke – i
= Nilai rata-rata hitung
3
3 3 i i Σf (m X)
nS
1
α = -
X
fi = Frekuensi kelas ke - i
mi = Nilai titik tengah kelas ke – I
S = Simpangan baku
n = Banyaknya data
Jika a3 = 0 distribusi data simetris
a3 < 0 distribusi data miring ke kiri
a3 > 0 distribusi data miring ke kanan
c. Rumus Bowley
Rumus ini menggunakan nilai kuartil :
Keterangan :
Q = Kuartil pertama
3 1
3 1 2
3 Q - Q
Q Q - 2Q
α
= +
Q1 Q2 = Kuartil kedua
Q3 = Kuartil ketiga
Cara menentukan kemiringannya :
Jika Q3 - Q2 = Q2 - Q1 sehingga Q3 + Q1 - 2Q2 = 0 yang
mengakibatkan a3 = 0, sebaliknya jika distribusi miring
maka ada dua kemungkinan yaitu Q1 = Q2 atau Q2 = Q3,
dalam hal Q1 = Q2 maka a3 = 1, dan untuk Q2 = Q3
maka a3 = -1
2.10 Keruncingan Distribusi Data
Merupakan derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak
suatu distribusi data terhadap distribusi normalnya data.
Keruncingan distribusi data ini disebut juga kurtosis. Ada
tiga jenis derajat keruncingan, yaitu :
a. Leptokurtis : distribusi data yang puncaknya
relatif tinggi
a. Mesokurtis : distribusi data yang puncaknya
normal
a. Platikurtis : distribusi data yang puncaknya
terlalu rendah dan terlalu mendatar
Grafik Derajat Keruncingan Distribusi Data
f Leptokurtis f Mesokurtis f Platikurtis
x x x
Mod = Med = x Mod Med x Med Mod x
Derajat keruncingan distribusi data a4 dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut :
-Data tidak berkelompok
Σ(X X)4
nS
1
α
4 4 i = -
- Data berkelompok
Keterangan :
a4 = Derajat keruncingan
Xi = Nilai data ke – i
4
4 4 i i Σf (m X)
nS
1
α = -
i
= Nilai rata-rata hitung
fi = Frekuensi kelas ke - i
mi = Nilai titik tengah kelas ke – i
S = Simpangan baku
n = Banyaknya data
Jika a4 = 3 distribusi keruncingan data disebut mesokurtis
a4 > 3 distribusi keruncingan data disebut leptokurtis
a4 < 3 distribusi keruncingan data disebut platikurtis
Menentukan Ukuran Statistik Deskriptif
Menggunakan Excel
Langkah-langkahnya:
1. Ketik data pada kolom A seperti contoh di atas
2. Pilih menu Tools pada menu utama
3. Pilih Data Analysis
4. Pilih Deskriptive Statistics pada daftar Analysis Tools
lalu klik OK
Ketika Box Dialog muncul:
Ketik A2…A21 pada kotak Input Range
Ketik C1 pada kotak Output Range dan pilih Summary
Statistics dan klik OK
Hasil perhitungannya sebagai berikut :
BAB III
ANGKA INDEKS
13
3.1 Pengertian Angka Indeks.
Adalah suatu angka yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan
perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi
ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dsb) dalam
dua waktu yang berbeda.
Di dalam membuat angka indeks diperlukan dua macam
14
waktu yaitu :
1. Waktu dasar (Base period) yaitu waktu di mana suatu
kegiatan (kejadian) dipergunakan untuk dasar
perbandingan.
2. Waktu yang bersangkutan/sedang berjalan (Current
period) yaitu waktu dimana suatu kegiatan akan
diperbandingkan terhadap kegiatan pada waktu dasar.
3.2 Pemilihan Tahun Dasar.
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan
dalam menentukan atau memilih waktu dasar adalah
1. Waktu sebaiknya menunjukkan keadaan
perekonomian yang stabil, di mana harga tidak
berubah dengan cepat sekali.
2. Waktu sebaiknya usahakan paling lama 10 tahun atau
15
lebih baik kurang dari 5 tahun.
3. Waktu di mana terjadi peristiwa penting.
4. Waktu di mana tersedia data untuk keperluan
pertimbangan, hal ini tergantung pada tersedianya
biaya untuk penelitian (pengumpulan data).
3.3 Indeks Tidak Tertimbang
Indeks harga relatif sederhana adalah indeks yang
terdiri dari satu macam barang saja baik untuk indeks
produksi maupun indeks harga misalnya indeks produksi
ikan, indeks harga beras dll.
16
Indeks Agregatif adalah indeks yang terdiri dari
beberapa barang (kelompok barang) misalnya indeks
harga 9 bahan pokok.
ANGKA INDEKS
ANGKA INDEKS TERTIMBANG
Bentuk Relatif
Bentuk Agregatif
ANGKA INDEKS SEDERHANA
Bentuk Relatif
SISTEMATIKA ANGKA INDEKS
17
Angka Indeks Harga
Angka Indeks Kuantitas
Angka Indeks Nilai
Angka Indeks Harga
Angka Indeks Kuantitas
Angka Indeks Nilai
Bentuk Agregatif
Angka Indeks Sederhana Relatif Harga
18
Angka Indeks Sederhana Relatif Kuantitas
Angka Indeks Sederhana Harga Agregatif
19
Angka Indeks Sederhana Kuantitas Agregatif
Angka Indeks Sederhana Harga Rata-rata Relatif
20
Angka Indeks Sederhana Kuantitas Rata-rata Relatif
Keterangan :
It,0= Angka indeks tahun ke-t dibandingkan dengan
tahun dasar
Pt = Harga masing-masing produk pada tahun ke-t
P = Harga masing-masing produk pada tahun dasar
21
P0 Qt = Kuantitas masing-masing produk pada tahun
ke-t
Q0 = Kuantitas masing-masing produk pada tahun
dasar
n = Banyaknya produk yang diobservasi
PRTEMUAN 5